Keritik Tajam Untuk Bupati Muratara Ada Apa?..
Muratara – [KPK TIPIKOR] Rupit -Statement “Yang Demo-demo Tidak Penting” disampaikan oleh Bupati Devi Suhartoni disaat berikan kata sambutan diacara pembukaan lahan jagung bersama Kapolres Muratara Provinsi Sumatera Selatan, yang ditayangkan di salah satu stasiun TV lokal beberapa hari lalu. (02/06)
Statemen ini mengundang kritikan tajam dari para penggiat anti korupsi setempat, yang merasa terusik serta menyayangkan statement Bupati Devi Sartoni, yang tidak sepantasnya diucapkan seorang Pejabat publik terkesan mengkebiri hak masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya.
Salah satu Aktivis yang aktif dalam sebuah Lembaga Penggiat Anti Korupsi Rudi Hartono bersama rekan-rekannya kepada Media KPK TIPIKOR menjelaskan
“Apa yang disampaikan sebagai seorang Bupati Devi Sartoni tidak sepantasnya menyampaikan hal itu ditempat yang tidak tepat, soalnya acara tersebut adalah yang berkaitan dengan pertanian budidaya jagung, apa hubungannya dengan demo-demo, membuat Saya heran tidak sinkron dengan acara kegiatan yang sedang dihadiri Bupati”
“Oleh karenanya Saya dan rekan-rekan yang lain sesama penggiat anti korupsi,sepakat dalam waktu dekat akan meminta klarifikasi dari Bupati bersangkutan dan meminta untuk mohon maaf atas pernyataannya tersebut, sebab hal ini jelas-jelas telah melukai nilai-nilai demokrasi, dalam menyampaikan aspirasi, apalagi bagi Lembaga yang secara tugas dan fungsinya merupakan sosial kontrol bagi kinerja pemerintahan, “Tandas Rudi Hartono dengan nada tinggi.
Ditempat lain Hendra yang merupakan Ketua LEMBAGA INVESTIGASI NEGARA (LIN) yang beberapa hari sebelumnya memimpin Aksi Demo di kantor Bupati juga menyatakan hal yang sama, Dia sangat kecewa dan sangat menyayangkan statement yang disampaikan Bupati Muratara tersebut.
“Sebagai seorang Bupati seharusnya lebih bijaklah berbicara, apalagi Saya kemarin kan pimpin aksi, wajar bila Saya berpendapat apa yang disampaikan Beliau termasuk juga mengarah ke aksi yang Kami gelar empat hari yang lalu”
“Jangan sampai ada kesan kalau di Muratara itu tidak boleh lakukan aksi demo, padahal seperti yang kita suarakan dan sampaikan di aksi demo kemarin, salah satunya tuntutan kita adalah ke transparanan penggunaan anggaran di Pemkab Muratara dan pengawasan Dana Desa yang kita duga sesuai data yang kita dapatkan maupun laporan dari masyarakat, dibeberapa Desa anggaran tersebut banyak tidak tepat sasaran di mark up atau diduga dikorupsi oleh Oknum pengelola anggaran”
“Jadi kalau itu dianggap tidak penting kan lucu, 8 Lembaga yang ikut aksi demo kemarin bergerak bersuara adalah bagian dari fungsi tugasnya sebagai sosial kontrol pemerintah, jangan sampai di Muratara ini menjadi sarang korupsi dan kita diamkan begitu saja, tapi apapun itu kami tidak akan kendor, satu saja pesan Saya kepada Bupati Muratara jangan alergi dengan kritikan, cintai hak-hak warganya menyuarakan aspirasi,sebab ini tuntutan demokrasi dan dilindungi oleh undang-undang, “Kata Wo Hendra sapaan akrab dipanggil anggotanya, menutup perbincangan (Ferry)